Sapi
peranakan Ongole merupakan salah satu bangsa sapi potong lokal yang memegang
peranan penting dalam penyediaan kebutuhan daging.Sapi PO adalah sapi hasil persilangan
antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina lokal di Jawa yang
berwarna putih. Saat
ini sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak di silangkan
dengan sapi Brahman, sehingga sapi Peranakan Ongole diartikan sebagai sapi
lokal berwarna putih (keabu-abuan) berkelasa dan bergelambir. Sapi
Peranakan ongole terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki
tena ga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah
ber-anak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik. Cirinya berwarna putih dengan warna
hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya
baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura,
keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan
produksinya lebih rendah.
Menurut Dirjen Peternakan
dan Kesehatan Hewan sapi peranakan ongole memiliki ciri – cirri sebagai berikut
:
1.
Warna
bulu putih dengan warna keabu-abuan pada bagian pinggul, leher, pundak dan
sebagian kepala. Keempat kaki bagian bawah tarsus dan karpus berwarna abu-abu
kehitaman. Kulit disekeliling mata, bulu mata, moncong, kuku kaki dan bulu
cambuk ekor berwarna hitam.
2.
Tanduknya
pendek dan tumpul, pada yang betina lebih pendek dari pada jantan
3.
Kepala
relatif pendek dengan profil melengkung, punuk besar mengarah ke leher,
gelambir (lipatan-lipatan kulit) yang besar terdapat di bawah leher dan perut,
kaki panjang dan kokoh.
4.
Berpunuk
besar, memiliki lipatan kulit di bawah leher dan perut, telinga panjang dan
menggantung.
5.
Kepala
relatif pendek dengan posisi melengkung, mata besar menunjukkan ketenangan.
6.
Bulunya
berwarna putih
Bangsa sapi yang diyakini
populasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan sapi lokal lain ini memiliki
keunggulan dan performa produksi sebagai berikut :
- bobot badan dewasa mencapai 584 kg – 600 kg
- pertambahan bobot badan 0,8 kg – 1 kg
- persentase karkas 45%
- tahan terhadap panas dan
parasit
- mampu berproduksi dengan baik
dalam kondisi jelek
- daya hidup pedet sangat baik
- masa penggemukan 3 bulan – 5 bulan
- dapat dimanfaatkan juga sebagai
sapi pekerja
- jinak
Sapi peranakan ongole tersebar di 8
propinsi yang memiliki potensi sebagai sumber bibit dengan populasi
75.000 sampai 778.000 ekor dan pertumbuhan populasi sebesar 2,8 sampai 6,5
persen, antara lain penyebarannya berada di daerah sebagai berikut:
1.
Provinsi
Jawa Timur, memiliki populasi sekitar 778.000 ekor yang tersebar di 11
kabupaten yang memiliki populasi sapi peranakan ongole diatas 32.000 ekor
dengan pertumbuhan populasi sebesar 4,0 % s/d 5,9 % antara lain kabupaten
Tuban, Purbolinggo, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Malang, Kediri, Tulungagung,
Situbondo, Lamongan dan Blitar.
2.
Provinsi
Jawa Tengah memiliki populasi sekitar 602.000 ekor yang tersebar di 8 kabupaten
yang memiliki populasi di atas 33.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar
3,6 s/d 6,3 % , antara lain berada di Kabupaten Blora, Semarang, Wonogiri,
Grobogan, Klaten, Boyolali, Pati dan Kebumen.
3.
Provinsi
Lampung memiliki populasi sekitar 279.000 ekor yang tersebar di 4 kabupaten
yang memiliki populasi di atar 35.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar
4,1 s/d 4,5 %, antara lain berada di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur
dan Tulang Bawang.
4.
Provinsi
Sumatera Selatan yang ememiliki populasi sekitar 167.000 ekor yang terdapat di
3 kabupaten yang memiliki populasi di atas 27.000 ekor dengan pertumbuhan
populasi sebesar 2,8 s/d 2,9 %, antara lain berada di Kabupaten Ogan kemering
Ilir, Muara Enim dan Ogan Komering Ilir Timur.
5.
Provinsi
Sumatera Utara memiliki populasi 116.000 ekor yang terdapat di 2 kabupaten yang
memiliki populasi diatas 50.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar 2,7
s/d 2,8 % antara lain terdapat di Kabupaten Simalungun dan Serdang Bagai.
6.
Provinsi
Sulawesi Tengah memiliki populasi sekitar 101.000 ekor yang terdapat di 2
kabupaten dengan pertumbuhan populasi sebesar 5,3 s/d 6,0 % , antara lain berada
di Kabupaten Donggala dan Benggai Kepulauan.
7.
Provinsi
Sulawesi Utara memiliki populasi sekitar 87.000 ekor, yang terdapat di
Kabupaten Bolaang Mongondow dan Minahasa dengan populasi di atas 35.000 ekor
dengan pertumbuhan populasi sebesar 5,4 s/d 6,0 %.
8.
Provinsi
Jawa Barat memiliki populasi sekitar 75.000 ekor terdapat di Kabupaten
Tasikmalaya dan Sumedang, yang populasi di atas 15.000 ekor dengan pertumbuhan
populasi sebesar 3,9 s/d 4,2 %.
Usaha pembibitan sapi PO di Indonesia masih didominasi oleh
peternakan rakyat yang sebagian besar berskala kecil. Namun demikian populasi
sapi PO di Indonesia cukup besar dan mempunyai daya adaptasi dan perkembangan
yang cukup baik pada kondisi pemeliharaan sapi rakyat. Usaha pembibitan sapi
potong lokal kurang diminati karena secara ekonomi kurang menguntungkan. Keberhasilan pengembangan sapi peranakan Ongole dipengaruhi oleh
kualitas ternak bibitnya. Oleh sebab itu standar bibit sapi peranakan Ongole
perlu ditetapkan sebagai acuan bagi peternak dalam upaya mengembangkan sapi
peranakan Ongole baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga dapat
meningkatkan pendapatan usaha pembibitan.
Berikut
ini merupakan persyaratan dalam pemilihan bibit Peranakan sapi ongol :
Persyaratan umum
1.
Berasal dari pembibitan yang sesuai dengan pedoman pembibitan sapi potong yang
baik.
2.
Sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh pejabat
berwenang.
3.
Bebas dari segala cacat fisik.
4.
Sapi bibit betina bebas cacat alat reproduksi, tidak memiliki ambing abnormal
dan
tidak
menunjukkan gejala kemajiran.
5.
Sapi bibit jantan bebas dari cacat alat kelamin dan memiliki kualitas dan
kuantitas
semen
yang baik serta tidak mempunyai silsilah keturunan yang cacat secara genetik.
Persyaratan
Khusus
1.
Persyaratan kualitatif
a)
warna bulu putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) dan bulu sekitar mata
berwarna
hitam,
b)
badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan leher pendek,
c)
tanduk pendek.
2.
Persyaratan kuantitatif
Persyaratan
kuantitatif sapi bibit PO dapat dilihat pada dibawah ini :
a.
Persyaratan
kuantitatif sapi bibit PO betina
satuan
dalam cm
Umur
18 - < 24 (bulan)
Parameter
|
Kelas I
|
Kelas II
|
Kelas III
|
Lingkar dada minimum
|
143 cm
|
137 cm
|
135 cm
|
Tinggi pundak minimum
|
116 cm
|
113 cm
|
111 cm
|
Panjang badan minimum
|
123 cm
|
117 cm
|
115 cm
|
Umur > 24 (bulan)
Parameter
|
Kelas I
|
Kelas II
|
Kelas III
|
Lingkar dada minimum
|
153 cm
|
139 cm
|
134 cm
|
Tinggi pundak minimum
|
126 cm
|
121 cm
|
119 cm
|
Panjang badan minimum
|
135
cm
|
127 cm
|
125 cm
|
b.
Persyaratan
kuantitatif sapi bibit PO jantan
satuan
dalam cm
Umur
24 - < 36 (bulan)
Parameter
|
Kelas I
|
Kelas II
|
Kelas III
|
Lingkar dada minimum
|
180 cm
|
161 cm
|
154 cm
|
Tinggi pundak minimum
|
136 cm
|
131 cm
|
130 cm
|
Panjang badan minimum
|
145 cm
|
138 cm
|
135
cm
|
Buy BokuCasino Online - Shootercasino
BalasHapusBokuCasino - 제왕카지노 The #1 Online Casino for Canadians, Slots, Blackjack and Live Casino Games. The #1 Roulette 메리트카지노 Casino is powered by the best software and features 1xbet
Lucky Club Review & Login - LuckyClub
BalasHapusLucky Club is a new gambling site from the company. It has a lot luckyclub.live of features, such as the welcome bonus, free spins, deposit match, bonuses and loyalty