Minggu, 17 November 2013

Sapi Peranakan Ongol


Sapi peranakan Ongole merupakan salah satu bangsa sapi potong lokal yang memegang peranan penting dalam penyediaan kebutuhan daging.Sapi PO adalah sapi hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina lokal di Jawa yang berwarna putih. Saat ini sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak di silangkan dengan sapi Brahman, sehingga sapi Peranakan Ongole diartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan) berkelasa dan bergelambir. Sapi Peranakan ongole terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tena ga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah ber-anak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik.  Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan sapi peranakan ongole memiliki ciri – cirri sebagai berikut :
1.      Warna bulu putih dengan warna keabu-abuan pada bagian pinggul, leher, pundak dan sebagian kepala. Keempat kaki bagian bawah tarsus dan karpus berwarna abu-abu kehitaman. Kulit disekeliling mata, bulu mata, moncong, kuku kaki dan bulu cambuk ekor berwarna hitam.
2.      Tanduknya pendek dan tumpul, pada yang betina lebih pendek dari pada jantan
3.      Kepala relatif pendek dengan profil melengkung, punuk besar mengarah ke leher,  gelambir (lipatan-lipatan kulit) yang besar terdapat di bawah leher dan perut, kaki panjang dan kokoh.
4.      Berpunuk besar, memiliki lipatan kulit di bawah leher dan perut, telinga panjang dan menggantung.
5.      Kepala relatif pendek dengan posisi melengkung, mata besar menunjukkan ketenangan.
6.      Bulunya berwarna putih
                      
Bangsa sapi yang diyakini populasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan sapi lokal lain ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut :
  1. bobot badan dewasa mencapai 584 kg – 600 kg
  2. pertambahan bobot badan 0,8 kg – 1 kg
  3. persentase karkas 45%
  4. tahan terhadap panas dan parasit
  5. mampu berproduksi dengan baik dalam kondisi jelek
  6. daya hidup pedet sangat baik
  7. masa penggemukan 3 bulan – 5 bulan
  8. dapat dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja
  9. jinak
Sapi peranakan ongole tersebar di 8 propinsi yang memiliki potensi sebagai sumber bibit dengan populasi  75.000 sampai 778.000 ekor dan pertumbuhan populasi sebesar 2,8 sampai 6,5 persen, antara lain penyebarannya berada di daerah sebagai berikut:
1.      Provinsi Jawa Timur, memiliki populasi sekitar 778.000 ekor yang tersebar di 11 kabupaten yang memiliki populasi sapi peranakan ongole diatas 32.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar 4,0 % s/d 5,9 % antara lain kabupaten Tuban, Purbolinggo, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Malang, Kediri, Tulungagung, Situbondo, Lamongan dan Blitar.
2.      Provinsi Jawa Tengah memiliki populasi sekitar 602.000 ekor yang tersebar di 8 kabupaten yang memiliki populasi di atas 33.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar 3,6 s/d 6,3 % , antara lain berada di Kabupaten Blora, Semarang, Wonogiri, Grobogan, Klaten, Boyolali, Pati dan Kebumen.
3.      Provinsi Lampung memiliki populasi sekitar 279.000 ekor yang tersebar di 4 kabupaten yang memiliki populasi di atar 35.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar 4,1 s/d 4,5 %, antara lain berada di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur dan Tulang Bawang.
4.      Provinsi Sumatera Selatan yang ememiliki populasi sekitar 167.000 ekor yang terdapat di 3 kabupaten yang memiliki populasi di atas 27.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar 2,8 s/d 2,9 %, antara lain berada di Kabupaten Ogan kemering Ilir, Muara Enim dan Ogan Komering Ilir Timur.
5.      Provinsi Sumatera Utara memiliki populasi 116.000 ekor yang terdapat di 2 kabupaten yang memiliki populasi diatas 50.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar 2,7 s/d 2,8 % antara lain terdapat di Kabupaten Simalungun dan Serdang Bagai.
6.      Provinsi Sulawesi Tengah memiliki populasi sekitar 101.000 ekor yang terdapat di 2 kabupaten dengan pertumbuhan populasi sebesar 5,3 s/d 6,0 % , antara lain berada di Kabupaten Donggala dan Benggai Kepulauan.
7.      Provinsi Sulawesi Utara memiliki populasi sekitar 87.000 ekor, yang terdapat di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Minahasa dengan populasi di atas 35.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar 5,4 s/d 6,0 %.
8.      Provinsi Jawa Barat memiliki populasi sekitar 75.000 ekor terdapat di Kabupaten Tasikmalaya dan Sumedang, yang populasi di atas 15.000 ekor dengan pertumbuhan populasi sebesar 3,9 s/d 4,2 %.

Usaha pembibitan sapi PO di Indonesia masih didominasi oleh peternakan rakyat yang sebagian besar berskala kecil. Namun demikian populasi sapi PO di Indonesia cukup besar dan mempunyai daya adaptasi dan perkembangan yang cukup baik pada kondisi pemeliharaan sapi rakyat. Usaha pembibitan sapi potong lokal kurang diminati karena secara ekonomi kurang menguntungkan. Keberhasilan pengembangan sapi peranakan Ongole dipengaruhi oleh kualitas ternak bibitnya. Oleh sebab itu standar bibit sapi peranakan Ongole perlu ditetapkan sebagai acuan bagi peternak dalam upaya mengembangkan sapi peranakan Ongole baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha pembibitan.
Berikut ini merupakan persyaratan dalam pemilihan bibit Peranakan sapi ongol  :                      
Persyaratan umum
1. Berasal dari pembibitan yang sesuai dengan pedoman pembibitan sapi potong yang
baik.
2. Sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh pejabat
berwenang.
3. Bebas dari segala cacat fisik.
4. Sapi bibit betina bebas cacat alat reproduksi, tidak memiliki ambing abnormal dan
tidak menunjukkan gejala kemajiran.
5. Sapi bibit jantan bebas dari cacat alat kelamin dan memiliki kualitas dan kuantitas
semen yang baik serta tidak mempunyai silsilah keturunan yang cacat secara genetik.

Persyaratan Khusus
1. Persyaratan kualitatif
a) warna bulu putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) dan bulu sekitar mata
berwarna hitam,
b) badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan leher pendek,
c) tanduk pendek.

2. Persyaratan kuantitatif
Persyaratan kuantitatif sapi bibit PO dapat dilihat pada dibawah ini :
a.       Persyaratan kuantitatif sapi bibit PO betina
satuan dalam cm
Umur 18 - < 24 (bulan)
Parameter
Kelas I
Kelas II
Kelas III

Lingkar dada minimum
143 cm
137 cm
135 cm

Tinggi pundak minimum
116 cm
113 cm
111 cm

Panjang badan minimum
123 cm
117 cm
115 cm

Umur > 24 (bulan)

Parameter
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Lingkar dada minimum
153  cm

139 cm
134 cm
Tinggi pundak minimum
126 cm
121 cm
119 cm
Panjang badan minimum
135 cm
127 cm
125 cm

b.         Persyaratan kuantitatif sapi bibit PO jantan
satuan dalam cm
Umur 24 - < 36 (bulan)
Parameter
Kelas I
Kelas II
Kelas III

Lingkar dada minimum
180  cm

161 cm
154 cm
Tinggi pundak minimum
136  cm
131 cm
130 cm
Panjang badan minimum
145 cm
138 cm
135   cm

2 komentar:

  1. Buy BokuCasino Online - Shootercasino
    BokuCasino - 제왕카지노 The #1 Online Casino for Canadians, Slots, Blackjack and Live Casino Games. The #1 Roulette 메리트카지노 Casino is powered by the best software and features 1xbet

    BalasHapus
  2. Lucky Club Review & Login - LuckyClub
    Lucky Club is a new gambling site from the company. It has a lot luckyclub.live of features, such as the welcome bonus, free spins, deposit match, bonuses and loyalty

    BalasHapus